06 February 2010

Soto, makanan dengan banyak versi


Saya adalah salah satu yang ngefans ma makanan yang satu ini. Seger dan mantap jika disantap buat sarapan atau makan malam. Kombinasinya ya tentu aja tempe goreng, tahu empong, ma telur puyuh kecap. Whaaa maknyozz tenan... Herannya di seluruh pelosok Indonesia makanan ini (soto) banyak beredar, tapi disajikan dengan cara yang berbeda. Rasanya pun juga berbeda.
Anda suka soto juga? Saya akan mencoba mengupas sedikit tentang makanan rakyat ini. Eits, jangan ngiler yaa...


Soto, sroto, atau coto adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Daging yang paling sering digunakan adalah sapi dan ayam, tapi juga babi dan kambing. Berbagai daerah di Indonesia memiliki jenis soto sendiri, dengan kandungan yang berbeda-beda, misalnya Soto Kediri soto Madura, soto Betawi, soto Padang, soto Bandung, soto Sokaraja, soto Banjar, coto Makassar. Soto juga dinamai menurut kandungannya, misalnya soto ayam, soto babat, soto kambing. Soto memiliki banyak kemiripan dengan sop.

Karena ada beberapa jenis soto di Indonesia, masing-masing mempunyai cara penyajian yang berbeda-beda. Soto bisa dihidangkan dengan berbagai macam lauk, misalnya kerupuk, perkedel, emping melinjo, sambal, saus kacang, dan lain-lain. Dan juga pula dengan tambahan lainnya seperti sate telur pindang, sate kerang, jeruk limau, koya (campuran tumpukan kerupuk dengan bawang putih) dll. Seperti kita ketahui bahwa makanan pokok orang Indonesia adalah nasi, sehingga soto biasanya dihidangkan dengan nasi sebagai menu utama. Namun, ada perbedaan dalam hal menu utama nasi tersebut. Kebanyakan soto dihidangkan secara terpisah dengan nasi, seperti Soto Betawi, Soto Padang, dan lain-lain. Namun, ada juga yang dihidangkan bersama dengan nasi atau soto campur nasi, misalnya Soto Kudus. Selain itu, ada juga soto yang dihidangkan dengan lontong atau nasi yang sudah dimasak dengan dibungkus daun pisang, misalnya Coto Makassar. Kemudian, ada juga yang memakai mie, dan bukan nasi sebagai menu pokoknya, misalnya Soto Mie Bogor

04 February 2010

Maling Mengrogoti Banjarejo (lagi)


KMB Blog; Warga Banjarejo benar-benar dibuat gelisah dengan keadaan akhir-akhir ini. Yups, bukan khayal memang, entah karena zaman yang kembali ke era dulu atau memang tuntutan hidup yang semakin berat.
Sempat aman selama bertahun-tahun akhirnya tren pencurian kembali ke bumi pertiwi Banjarejo. Tak kurang sudah lebih dari 20 % warga Banjarejo kemalingan.
Langkah pro aktif dengan menggerakkan ronda malam tampakknya memang harus digalakkan kembali.


Setelah beberapa bulan yang lalu Om Waryono dan Budhe Parman, akhir minggu ini yang kebagian apes adalah Rumah saya,Pak Medi Widada yang kemalingan mesin cuci. Weh padahal guedhe dan berat ta? Emang dasar maling, mangane yo mesti akeh dadine yo awake roso banget.
Sepekan sebelumya Om Totok, Lik Samto dan Lik Ngadiran juga kehilangan beberapa ayam. Kabar terakhir yang kami dapat, katanya Budhe Parman juga kehilangan beberapa perhisan (lagi).
Yah, waspada merupakan sa;ah satu solusi untuk ini. Apa saja yang memicu untuk dimaling (jw:cemolong) sebaiknya kita hilangkan. Jadi peluang maling untuk mengambil sedikit bahkan tidak ada.
Semoga dengan beberapa kejadian ini warga bisa mengambil hikmahnya sehingga lebih berhati-hati dan waspada.

Pakdhe Warsito Bengkayang Mantu


KMB Blog; Banyak kabar yang membahagian di tanah air kita Banjarejo. Berita bahagia yang pertama datang dari Bapak Warsito Bengkayang. Beliau akan menikahkan putri bungsunya (Fitri) yang insyaallah akan dihelat pada hari Sabtu, 13 Februari 2010.

Yang kedua masih rumor (cuma dapet bocoran dikitt)... Kalau putrinya Pak Sutarjo Banjarejo juga akan menyusul beberapa hari setelahnya. Tanggale, tanggal berapa masih belum jelas infonya.

Selamat berbahagia buat calon pengantin, semoga jadi keluarga yang sakinah, penuh berkah barokah dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.