10 June 2010

Mencoba membuatnya lebih


Orang-orang yang tinggi idealismenya tidak jarang hanya beraksi pada tataran wacana(bahkan sering tanpa rencana), bahwa ia harus melakukan gebrakan besar ini, terobosan besar itu. Tetapi pada kenyataannya energinya seringkali habis hanya untuk menelorkan dan membahas wacana-wacana besar itu dan tidak sampai pada aktualisasi ide. Di sisi seberangnya, ada orang-orang yang justru aktif melakukan hal-hal kecil, tetapi melulu dan berkutat disitu/jalan di tempat (Nggak sampe-sampe – cuma keringatan aja). Tidak ada hal-hal besar dan ideal yang menjadi tujuannya, bisa di katakan terjebak pada zona nyaman. Maka jadilah apa yang dikerjakannya hanya sebatas menghabiskan waktu, sehingga pada saat umurnya sudah menua barulah ia menyadari bahwa yang dilakukannya selama ini adalah hal kecil yang tidak membuatnya besar atau hanya membuatnya sebatas hidup (Stack) tanpa ada perkembangan.

Sesuai dengan proses kejadian manusia, bahwa tidak ada manusia yang langsung terlahir besar. Ia dimulai dari seorang bayi merah tanpa daya apapun, kemudian tumbuh sebagai anak lincah yang baru bisa berjalan satu-dua langkah. Beberapa tahun kemudian, ia mulai sekolah. Bertambahlah pengetahuannya dari yang sudah ada sebelumnya. Ketika besar, selain pengetahuan, kemampuan motoriknya juga lebih sempurna. Demikian halnya dengan pekerjaan, melakukan hal yang kecil terlebih dulu sebelum mencoba sesuatu yang besar, mengangkat yang ringan terlebih dulu sebelum yang berat, kerjakan dulu yang terjangkau tangan, sebelum memaksakan sesuatu yang diluar cakrawala kita.

Dan sesuai aturan pula manusia harus menjaga keseimbangan dalam segala hal, itu suatu keniscayaan terhadap signifikansi hasil yang bakal diraih. Berada pada posisi aman dan tidak berani mencoba tantangan baru, jelas membuat kita menjadi kerdil. Berpikir besar tentang semua idealisme tanpa memulainya dengan hal-hal yang kecil, tentu sangat ironis juga. Orang lain sudah sampai di tujuan kita masih tertinggal di landasan. Menikmati pekerjaan rutin yang kecil dan cukup puas dengan hasil yang didapat ternyata juga terkadang membuat hati mendengki terhadap orang-orang yang berhasil karena hidup dinamis dan berani bergerak (maju).

Ada baiknya kita sebagai manusia harus selalu berfikir dan berperasaan positif (positive thinking and positive feeling) untuk mencapai tujuan yang tentunya positif juga.

Jika ternyata, kita sudah berada di tangga yang benar itu, apakah tidak lebih baik kita menjaganya, mengawasinya, dan menemaninya meniti ke tangga-tangga selanjutnya. Karena penyesalan akan selalu datang pada waktu yang tidak tepat.

No comments: