03 December 2009

Cerita Tentang Warung Amal


Kami di Balikpapan sedang mengerjakan proyek bernama Warung AMAL. Warung Amal ini sebetulnya adalah Warung Subsidi.
Ide dasarnya adalah untuk membantu para dhuafa yang benar-benar tidak mampu untuk menghidupi dirinya sehari-hari agar bisa makan di warung tersebut dengan biaya semurah mungkin. Yang dimaksud dhuafa adalah para orang tua jompo yang tidak punya keluarga, janda-janda tua atau miskin, buruh kasar, sopir ojeg, tukang serabutan, musafir, dll.


Berdasarkan statistik setiap 100 penduduk Indonesia terdapat 15 orang miskin atau secara total ada 35.000.000 penduduk miskin menurut perhitungan Badan Pusat Statistik tahun 2008. Namun sejumlah politisi, lembaga swadaya masyarakat dan bahkan peneliti memperkirakan jumlah penduduk miskin di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan angka resmi yang dikeluarkan pemerintah….. (www.bbc.co.id, 26 Januari, 2009 - Published 13:24 GMT). Saya yakin di sekitar kita banyak orang miskin yang perlu kita bantu.
Untuk itu kami di Balikpapan berinisiatif untuk membuat sebuah 'Warung Amal'. Cukup dengan seribu rupiah mereka bisa menikmati sepiring nasi lengkap dengan sayuran dan lauk sekedarnya. Kalau benar-benar tidak punya uang ya bisa berhutang yang nanti dibayar kalau sudah punya uang. Kalau benar-benar tidak mampu untuk membayarnya maka akan kita carikan seorang sponsor untuk membayarinya. Inti dari warung ini adalah untuk menjaga agar tidak ada seorang pun yang bakal kelaparan dan tidak bisa makan karena begitu miskinnya orang-orang di sekitar lingkungan kita (padahal seringkali kita membuang makanan tersisa yang berlimpah). Target utamanya adalah agar jangan sampai ada satu orang pun di sekitar kita yang tidak bisa makan karena tidak punya uang sama sekali. Spiritually, sebetulnya ini adalah seperti membangun benteng agar kita tidak diazab oleh Allah karena kita tidak memperdulikan orang-orang yang semestinya menjadi amanah kita.
Karena warung ini bakal disubsidi maka tentunya kita harus mencari sebanyak-banyaknya orang yang mau membantu mensubsidi program ini. Saat ini kami sudah mendapatkan komimen dari beberapa orang yang akan menyumbang setiap bulan demi program ini.

Alhamdulillah! Warung Amal "Makan Secukupnya, Bayar Seikhlasnya" telah resmi dibuka di Masjid Al-Ula, Kampung Baru, Balikpapan Utara pada hari Ahad 8 November yang lalu. Pembukaan proyek ini dihadiri oleh beberapa pejabat dan tokoh masyarakat di lingkungan Kampung Baru, Balikpapan Utara.
Program ini diresmikan langsung oleh Bpk. Rizal Effendi, Wawali Kota Balikpapan, yang datang beserta istrinya Ibu Arita. Selain mereka hadir pula Ibu Puji Astuti, anggota DPRD Tingkat I Propinsi Balikpapan, Bpk Muhammad, anggota DPRD dari PPP, Bpk Djamal Nur, bekas anggota DPRD yang sekaligus sebagai ketua pengurus Al-Ula, lurah dan camat, serta beberapa undangan lainnnya. Semuanya bisa datang karena hubungan personal.
Mereka semua mendukung program ini dan berharap agar bisa dibuka di tempat lain yang membutuhkan.
Untuk beritanya bisa dilihat di Harian Tribun Kaltim di hal 23 Dengan judul
"Makan Secukupnya, Bayar Seikhlasnya" atau di harian Kaltim Post halaman 10 Society, Selasa 10 November 2009 dengan judul "Warung Amal di Masjid Al-Ula"

Adapun maksud saya menyurat ini adalah untuk mengajak Anda untuk membuka Warung yang sama di sekitar tempat tinggal Anda. Polanya bisa mencontoh yang telah kami lakukan. Kami bahkan sudah punya website untuk itu yaitu : http://www.warungamal.blogspot.com/

Jika tertarik nanti akan saya hubungi lebih lanjut untuk masalah teknisnya. Anda juga saya ajak untuk ikut di milis Warung Amal ini di Warung Amal .


Alhamdulillah sampai hari ini (sejak dibuka pada tanggal 8 November 2009 yang lalu) Warung Amal di Masjid Al-Ula masih berjalan dengan lancar. Setiap hari warung ini memberi makan lebih dari 50 orang dhuafa di sekitar masjid Al-Ula di Kampung Baru, Balikpapan.

Sungguh sangat menyentuh emosi kita ketika melihat orang-orang miskin datang untuk makan di warung ini dengan hanya membayar seribu atau dua ribu rupiah setiap kali makan. Suatu ketika datanglah seorang ibu dengan empat orang anaknya yang masih kecil-kecil untuk makan ke warung ini. Ketika piring berisi nasi, sayur dan lauk sekedarnya itu disodorkan kepadanya ia lantas membawa anak-anaknya untuk duduk di balik menara. Mungkin ia malu duduk di bangku yang disediakan dan memilih duduk di tempat yang tersembunyi. Atau mungkin juga ia butuh privasi dengan anak-anaknya yang empat orang tersebut

Dengan sabar ia kemudian menyuapi anak-anaknya satu persatu dengan makanan tersebut sampai makanan di piring tersebut licin tandas. Mungkin keempat anak tersebut belum cukup kenyang tapi paling tidak hari itu mereka telah mengisi perut mereka yang mungkin sejak pagi belum diisi.

Ibu tersebut adalah salah satu pelanggan tetap warung amal. Ia adalah seorang ibu dengan empat anak yang harus ia beri makan setiap hari. Suaminya hanyalah buruh angkut kayu yang belum tentu mendapat pekerjaan setiap harinya. Tanpa pekerjaan tetap sungguh berat baginya untuk bisa menghidupi keempat anaknya tersebut. Ia tentu sangat bersyukur bahwa ada Warung Amal yang membantunya untuk memberi makan dirinya dan ke empat anaknya tersebut.

Selain ibu tersebut, ada juga pelanggan tetap seorang tua renta yang tinggal seorang diri dan tak punya keluarga yang memeliharanya. Setiap hari ia hanya mengharapkan belas kasih orang-orang yang bersedia memberinya makan karena ia sudah tdak mampu lagi untuk bekerja untuk menghidupi dirinya. Ia telah menjadi pelanggan tetap Warung Amal ini sejak a tahu bahwa warung ini memang dikhususkan bagi orang-orang sepertinya. Dengan berjalan tertatih-tatih ia mendatangi warung ini setiap siang hari ketika warung ini buka. Ia bersyukur bahwa warung ini berdiri sehingga ia bisa berharap untuk dapat mengisi perutnya setiap hari.

Yuli, penjaga Warung Amal ini, juga bersyukur bahwa ada warung semacam ini. Ia bersyukur bahwa dirinya diminta untuk menjadi penjaga warung ini sehingga ia juga bisa ikut makan. Ia sendiri seorang pengangguran dan begitu juga suaminya. Dulunya suaminya bekerja serabutan di bidang perkayuan. Tapi kini industry perkayuan telah hancur dan suaminya kehilangan pekerjaan. Warung ini membuatnya dapat memenuhi kebutuhannya untuk makan walau hanya sekali sehari.

Ia kerapkali bertanya pada kami seberapa lama warung ini bisa bertahan dengan subsidi terus menerus. Ia tahu bahwa warung ini sangat membantu orang-orang miskin seperti dirinya dan ia tak ingin warung ini bangkrut dan tak bisa berdiri lagi. Apa jadinya jika tak ada lagi subsidi dan warung ini berhenti melayani orang-orang miskin yang tak mampu membeli makan seperti dirinya? Tapi kami meyakinkannya bahwa insya Allah warung ini akan tetap berdiri selama orang-orang mampu di Balikpapan masih punya keperdulian pada orang-orang semacamnya. Dan kami yakinkan dirinya bahwa ADA BANYAK orang-orang yang dermawan di Balikpapan. Salah satunya adalah Mr X, pengusaha air galon dimana kami berlangganan. Kami memang berlangganan air gallon untuk minum pelanggan Warung Amal kepada Mr X ini. Ketika ia mengetahui bahwa Warung Amal ini adalah warung yang dikhususkan bagi orang miskin dengan serta merta ia menolak pembayaran air galonnya.

“Mohon beri saya kesempatan untuk bisa menyumbang bagi orang miskin juga. Hanya ini yang saya bisa, member air minum galon dari usaha saya. Saya akan antarkan air gallon tersebut setiap hari. Mohon terima sumbangan saya yang tidak seberapa ini.” Demikian katanya menghiba ketika kami bersikeras untuk membayar air galonnya. Kami sangat terharu. Ternyata setiap orang punya rasa iba kepada sesama dan ingin bisa terlibat dalam upaya berbagi.

Sekarang kita memasuki bulan Desember 2009. Kami beharap agar para dermawan yang ada di milis ini bersedia untuk menyumbangkan sedikit kelebihan hartanya agar harapan dari orang-orang miskin terhadap Warung Amal ini bisa terus berlanjut. Kami menunggu kiriman Anda di rekening kami sbb. :

Bank BTN Balikpapan a/n Warung Amal no rek : 0017001500058362
Bank BCA Balikpapan a/n Ika Padmasari no rek : 1911-3757-16
Bank Mandiri Balikpapan a/n Leny Rostantri dan Ika Padmasari. No rek : 149.000561.5457
Bank Syariah Mandiri Cabang Balikpapan a/n Etty Nuzuliyanti ; no rek : 022 7042065
Bank Muamalat Cabang Balikpapan a/n Etty Nuzuliyanti, no rek : 6010499520


dari milis sd-smp-it-istiqomah-balikpapan@yahoogroups.com

1 comment:

uniek Hage said...

Surabaya juga sudah mengadopsi dan berjalan lancar dengan sambutan yang sangat baik. Rata-rata kami 'menjual' 60-80 porsi/hari. Sebenarnya bisa lebih, tapi kami harus menyisihkan makanan untuk para ibu duafa dan janda (serta anak-anaknya)yang membantu memasak dan menjaga warung amal, karena semuanya pekerja sukarela sebab warung belum bisa menggajitenaga khusus masak, melayani warung, etc. Kalau kami ingin memasukkan berita ke blog ini bagaimana caranya? karena setelah dimasukkan ke FB, sambutan calon donatur cukup banya. Sementara ini donatur yang di Surabaya baru 3 orang dan sebenarnya cukup kerepotan mengelola dana yang terbatas tersebut. Alhamdulillah masih bisa jalan dan berusaha terus berjalan karena ternyata walau sangat sederhana namun mampu membantu masyarakat tak mampu.