08 January 2010

Eri Kusuma : Sebuah masukan tentang artikel “Warga Baru Bikin Sensasi!”


KMB Blog; berikut E-mail dari Eri (tanpa editing, langsung tak forward !!)
Catatan awal:
Melalui tulisan ini, saya tidak ingin membela kelompok tertentu, namun lebih karena alasan berikut:
1. saya ingin memberikan informasi yang mungkin belum diperoleh penulis artikel “Warga Baru Bikin Sensasi!” ketika mempublikasikan artikel tersebut..
2. saya tidak menginginkan lebih banyak “informasi yang tidak sempurna” tersebar di internet pada masa yang akan datang (Asumsinya : setiap tulisan yang dimuat di internet mudah diketahui semua orang—tidak hanya oleh anggota blog penulis— sehingga perlu dipertimbangkan beberapa pertanyaan berikut, yaitu a) apakah tulisan tersebut sudah menggambarkan fakta yang sebenarnya atau hasil penggalian informasi dari berbagai sumber yang terkait dengan objek/hal yang diamati alias bukan hanya sesuatu yang diyakini oleh penulis sebagai fakta? b) apakah tulisan tersebut sudah menggunakan bahasa yang pantas untuk dibaca oleh khalayak umum?).


Artikel:

Warga Baru Bikin Sensasi!

Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Enam puluh empat tahun sudah Indonesia merdeka! Umur yang sudah tidak muda lagi untuk sebuah negara, untuk sebuah kemerdekaan yang telah tercapai dengan penuh perjuangan baik harta, benda, bahkan nyawa sekaligus. Untuk itulah kita sebagai tunas- tunas bangsa wajib mengenang jasa- jasa para pahlawan sekaligus mengisi kemerdekaan dengan hal- hal positif.
....................

(naskah asli saya potong)



Isi Tanggapan

1. Mengapa ada acara pentas seni?

Saya lebih suka menggunakan istilah “pentas seni” yang digunakan oleh Mbak Emma dengan istilah “hiburan pengisi acara” karena penampilan band akustik dan penampilan teater anak-anak memang bukan pentas seni tapi memiliki tujuan murni untuk mengisi acara. Latar belakang adanya “hiburan pengisi acara” ini berawal dari hasil omong-omongan tentang acara 17an di Banjarejo antara beberapa warga RT-03 Banjarejo (antara lain Om Dono, Om Hartono, Saya-Eri, Om Edi dan Parjo) beberapa hari sebelum malam 17an. Dari omong-omongan itu, diperoleh suatu pertanyaan yang cukup menggelitik pikiran kami. Begini pertanyaannya, “Wah apa gak sepi kalau acara 17an-nya cuma tirakatan biasa, padahal tahun sebelum-sebelumnya ada lebih banyak acara. Gimana kalau nampilin band saja? Kan ada pemuda-pemuda yang suka nongkrong dan keliatannya punya potensi buat main musik (Bondan dan kawan-kawan)? Atau nampilin acara apa gitu, nanti yang main biar anak-anak kecil gitu?” Dan selanjutnya, muncullah rencana untuk memasukkan penampilan band akustik dan drama anak-anak ke dalam acara itu. Dan ternyata, dengan tidak terlalu sulit dan proses yang panjang, rencana ini diterima oleh penyelenggara acara malam 17an (yang menurut keputusan rapat blok adalah RT-03). Sebagai tambahan, kalau dari penampil band akustik ada orang asing tidak dikenal (anak yang tidak pernah terlibat dalam kegiatan KMB, baca: saya dan teman saya yang bermain biola), hal itu terjadi karena orang asing tersebut dipercaya oleh penyelenggara acara akan mampu menyuguhkan nuansa baru pada malam 17 Agustusan 2009 di Banjarejo dan orang-orang asing itu pun juga ingin mencari pengalaman baru untuk tampil bersama (dan di tengah-tengah) masyarakat pedesaan Banjarejo. Dengan kata lain, orang-orang asing itu tidak sedikit pun berniat untuk menggerogoti eksistensi cah Njarjo.

2. Mengapa ada panggung? Mengapa ada tulisan KMB di panggung?

Untuk urusan ada atau tidaknya panggung ini, saya tidak banyak tahu (karena jujur saja saya gak ikut bangun panggung). Tapi, pada H-1 sebelum malam 17an, seingat saya, Om Edi akan berusaha menyediakan panggung untuk malam 17an terutama untuk memfasilitasi acara pada malam itu. Kemungkinan, Om Edi mengajak sejumlah warga RT-03 di sekitar tempat penyelenggaraan malam 17an untuk membangun panggung untuk acara malam 17an dan kemudian sejumlah warga itu setuju dan selanjutnya dibangunlah sebuah panggung pada tanggal 16 Agustus pagi.

Untuk urusan adanya tulisan KMB di panggung, saya juga tidak tahu kenapa tulisan itu ada (Saya juga baru tahu kalau ada tulisan KMB di panggung 17an setelah memutar video rekaman acara tersebut baru-baru ini). Akan tetapi, karena penulis artikel “Warga Baru Bikin Sensasi!” tampak mempermasalahkan tulisan KMB di panggung tersebut, saya berusaha mencari informasi. Untuk memperoleh informasi, saya ngobrol-ngobrol tentang hal ini dengan sejumlah warga RT-03. Dari warga RT-03, saya Cuma punya informasi mengenai siapa saja yang ikut membangun panggung. Sayangnya, saya belum punya kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan teman-teman yang membangun panggung (yang kemungkinan tahu motivasi pemasangan tulisan KMB). Meskipun demikian, setelah berdiskusi dengan sejumlah warga RT-03 tersebut, muncullah suatu kesimpulan, yaitu: “Siapapun yang memasang tulisan KMB di panggung, tidak mungkin bermaksud menghina/menyindir (bahasa Jawanya: ngenyek) KMB.” Hal ini didasari logika bahwa KMB tidak pernah berbuat salah atau berkonflik dengan “yang tampaknya menjadi tertuduh dalam artikel tersebut” atau warga RT-03 selaku penyelenggara acara malam 17an, lalu kenapa harus menghina/menyindir KMB? Terkait dengan belum jelasnya masalah ini (siapa yang memasang dan motivasi pemasangan tulisan), akan lebih nyaman bagi banyak pihak, apabila penulis artikel “Warga Baru Bikin Sensasi!” tidak langsung mengkaitkan motivasi pemasangan tulisan KMB di panggung tersebut dengan hal negatif? Mungkin saja motivasi pemasangannya bermaksud positif? Dan, akan lebih bijak, apabila penulis artikel “Warga Baru Bikin Sensasi!” tidak mengambil kesimpulan atau menuduh sembarangan kalau penulis belum tahu pasti siapa dan motivasi pemasangan tulisan itu. Sebaliknya, mari semua pihak bersama-sama berbesar hati untuk melihat permasalahan ini dengan “kepala dingin,” “pandangan luas” dan “mau saling mengerti.”

3. Mengapa tidak menginformasikan ke KMB tentang rencana adanya hiburan pengisi acara dan pembangunan panggung?

Untuk rencana adanya hiburan pengisi acara (band akustik dan drama anak-anak) yang tidak diinformasikan oleh pengusul/warga yang mempromotori adanya hiburan pengisi acara kepada KMB, hal ini terjadi karena beberapa alasan. Pertama, rencana tersebut bersifat insidental (baru muncul ketika mendekati hari H malam 17 Agustusan). Kedua, pada rapat blok, sudah ada keputusan dari blok bahwa penyelenggaraan acara malam 17an diserahkan pada RT-03. Perlu diketahui, rencana adanya hiburan pengisi acara tersebut sudah disepakati (di-ACC) oleh penyelenggara acara (RT-03). Oleh karena itu, pengusul dan warga yang mempromotori adanya hiburan pengisi acara malam 17an (bahkan tidak hanya dari RT-03) beranggapan bahwa tidak perlu ada persetujuan yang lebih jauh lagi dari blok (ataupun KMB). Hal ini karena rencana adanya hiburan pengisi acara malam 17an sudah mendapat ijin dari penyelenggara acara malam 17an yang notabene sudah mendapat kewenangan dari blok untuk meng-handle acara 17an (Saya pikir kalau ditinjau dari sisi prosedural, hal ini sudah tepat). Ketiga, pengusul adanya hiburan pengisi dan warga yang mempromotori persiapan hiburan pengisi acara malam 17an berpikir bahwa tujuan hiburan pengisi acara itu baik, yaitu untuk memeriahkan acara dan menjadi ajang bagi sejumlah anak-anak Njarjo untuk tampil di depan umum. Oleh karena itu, pengusul dan warga yang mempromotori adanya hiburan pengisi acara malam 17an merasa yakin bahwa hiburan pengisi acara ini akan diterima oleh seluruh masyarakat Banjarejo (termasuk KMB) sehingga tidak memerlukan ijin lagi dari masyarakat Banjarejo (termasuk KMB).

Untuk pembangunan panggung, berdasarkan informasi dari sejumlah warga (tidak hanya warga RT 03), sejumlah warga tersebut sudah mengajak dan menelepon sejumlah cah Njarjo yang “nyekel” KMB untuk ikut membangun panggung (yang memang sifatnya insidental itu). Akan tetapi, ternyata pada saat pembangunan panggung, tidak banyak anggota KMB yang datang. Jadi, sebenarnya, sudah ada usaha untuk memberikan informasi mengenai rencana pembangunan panggung kepada KMB.


Catatan Akhir:

1. Renungan bersama:

Menulis adalah hak semua orang. Meskipun demikian, akan lebih baik jika menulis dengan memperhatikan hak-hak orang lain! Apalagi, jika seorang penulis sedang menulis di media publikasi umum dan bukan menulis pada sebuah diary pribadi.

“Bagaikan laut, banyak benda dan makhluk di dalam laut yang tidak bisa kita lihat hanya dengan memandang permukaan laut dengan mata kita.” Begiu pula, fenomena atau fakta itu tidak seperti yang terlihat pada pandangan pertama, seringkali ada berbagai hal yang tidak tampak pada pandangan pertama.

2. Saya berharap penulis artikel “Warga Baru Bikin Sensasi!” mau menanggapi tulisan saya ini secara terbuka dan positif. Kalaupun ada tanggapan atau kritik dari tulisan saya ini, saya sangat berterima kasih karena pasti akan menjadi sumber pelajaran bagi saya.

3. Terima kasih sudah membaca tulisan saya sampai akhir.


Eri Kusuma (Yogyakarta, 3 Januari 2010)

10 comments:

Endirafid said...

Banjarejo sebenarnya gak begitu luas, tak butuh waktu lebih dari 15 menit untuk menginfokan ke rekan2 KMB, tapi kenapa hal ini TIDAK pernah dilakukan?

i luv KMB forever... :)

Anonymous said...

setuju utk eri, bahwa artikel "warga baru bikin sensasi" memang tidak etis, tdk bermoral dan cenderung mendiskreditkan seseorang (hal ini sebetulnya bisa masuk dalam ranah penghinaan kepada orang lain dan berdampak hukum), dan saya secara pribadi faham sekali bahwa acara yg dilakukan di rt 3 tersebut tdk ada tendensi apapun, semuanya murni utk perayaan hut ri. sedangkan tentang kmb, semua warga banjarejo berhak dan boleh merasa memiliki kmb, kmb bukan hanya milik orang yg "nyekel" kmb, kmb bukan pula milik keluarga tertentu, semua warga dibanjarejo pasti ikut membesarkan kmb baik langsung dan tidak langsung. dan juga kmb bukan utk mengkotak-kotakkan antara pemuda dg warga, kmb ada karena warga banjarejo secara keseluruhan tanpa terkecuali. kadang memang ada fihak2 tertentu yg tdk mudah utk menerima hal-hal baru dan sering kali merasa dilangkahi karena merasa lebih berhak dan lebih memiliki.....berkaitan dg blog ini, sy wkt di invite berharap bahwa mendapat banyak informasi ttg banjarejo dan masih selalu berharap positif...sebaiknya kedepan, walaupun sy lihat blog ini memang cenderung dikelola oleh fihak tertentu....blog ini tdk digunakan untuk menyerang/menghina/mendiskreditkan fihak/keluarga lain........semoga sukses.

Anonymous said...

setuju utk eri, bahwa artikel "warga baru bikin sensasi" memang tidak etis, tdk bermoral dan cenderung mendiskreditkan seseorang (hal ini sebetulnya bisa masuk dalam ranah penghinaan kepada orang lain dan berdampak hukum), dan saya secara pribadi faham sekali bahwa acara yg dilakukan di rt 3 tersebut tdk ada tendensi apapun, semuanya murni utk perayaan hut ri. sedangkan tentang kmb, semua warga banjarejo berhak dan boleh merasa memiliki kmb, kmb bukan hanya milik orang yg "nyekel" kmb, kmb bukan pula milik keluarga tertentu, semua warga dibanjarejo pasti ikut membesarkan kmb baik langsung dan tidak langsung. dan juga kmb bukan utk mengkotak-kotakkan antara pemuda dg warga, kmb ada karena warga banjarejo secara keseluruhan tanpa terkecuali. kadang memang ada fihak2 tertentu yg tdk mudah utk menerima hal-hal baru dan sering kali merasa dilangkahi karena merasa lebih berhak dan lebih memiliki.....berkaitan dg blog ini, sy wkt di invite berharap bahwa mendapat banyak informasi ttg banjarejo dan masih selalu berharap positif...sebaiknya kedepan, walaupun sy lihat blog ini memang cenderung dikelola oleh fihak tertentu....blog ini tdk digunakan untuk menyerang/menghina/mendiskreditkan fihak/keluarga lain........semoga sukses (anton)

Endirafid said...

Saya setuju banget seperti apa yg dikatakan "Anonymous" (btw, sampeyan sinten ngihh)...

Tapi KMB itu organisasi mas/om/pak, ada ketua dan pengurusnya... lha kalau kegiatan itu mengatas namakan KMB terus ketuane ora weruh rak yo aneh ta? sebenare cuma itu yg nganjel di hati.
Masalahnya itu apa kok Jawi tidak diinfo ? Selebihnya semua tindakan dan langkah yang dibuat RT.03 dan warga keseluruhan sangatlah bagus dan jos gandoss, saya salut

Endirafid said...

o, mas Anton ta? maaf baru liat comment yang ke2...

Blog ini emang saya yang buat mas, insyaallah murni penyambung informasi dari semua warga Banjarejo. tidak ingin pamer keluarga tertentu. Dan semoga anda berpikiran seperti itu...

Kebetulan saja artikel kontroversi itu Ema yg nulis, tapi sebenarnya bisa siapapun bisa mengisi artikel ini via email ke saya/Ema/Mas Didik (orang yg bisa akses Blog ini)
E-mail dari Eri ini pun langsung saya forward apa adanya tanpa editing.
Jadi ya mari kita saling mengawasi dan memperingatkan, saya sebagai admin blog juga cuma manusia biasa yg banyak munafiknya.

Karena saya sekarang tidak tinggal di Banjarejo , semua informasi yang saya dapatkan hanya berasal dari rekan-rekan Banjarejo.

Dan semuanya akan saya pertanggung jawabkan.

Anonymous said...

dipostingan ke dua sdh tak kasih identitas ku : ANTONIUS BUDIWURYANTO (anton), aku juga warga banjarejo yg pernah tahu kmb dan bagaimana warga rt 3 tempatku dilahirkan....pada prinsipnya "ngganjel di hati" tdk boleh dishare ke publik dengan cara-cara menebarkan fitnah, penghinaan dan kebencian terhadap pihak lain.....sebaiknya diklarifikasi dari pada fatal akibatnya. terimakasih. (Antonius Budiwuryanto-kel. Bp. Sunardo)

Endirafid said...

Oke Mas, saya khilaf dan mohon dimaafkan... semoga kedepan kami bisa lebih baik.
Masukan dan saran orang senior KMB seperti inilah yg slalu kami nantikan sehingga kami tidak keblusuk ke hal2 yg salah dan anarkis.

Jika ada yg tertarik ikut jadi admin saya terbuka bagi siapa saja yg mau mengelola blog.
Blog ini bukan monopoli keluarga atau pihak tertentu, hanya saja yang aktif dan update kebetulan "baru" orang2 itu saja.

Saya akan share password login nya jika ada yg berminat mengelola blog ini. SIAPA PUN JUGA !!!
Karena tujuan utama dari blog ini adalah sebagai media informasi bagi warga rantau sehingga masih bisa update kondisi kampung.

Ironisnya saya adminnya juga wong rantau mas, jadi biasanya temen2 ngasih info via sms/telpon. Hal ini karena temen2 yg d rumah masih belum familier dengan blogging.

Semoga bisa diterima, terima kasih.

Anonymous said...

Jangan bawa-bawa hubungan keluarga Ton, hal itu kebetulan saja kami famili yg kadang juga bisa clash, kalau memang mau jadi admin kan sdh ditawari, tujuan utama blog ini hanya sebagai media informasi dan silaturahmi jika ada yg menyinggung/tidak benar ya tugas kita semua utk menegurnya, jangan terus main ancam tuntut menuntut, apakah kita semua mau warga jadi terkotak-kotak? Fr: D12KT

Anonymous said...

hAI dIDIK TURMUDZI...BAGAIMANA KALO KELUARGA ANDA..MISALNYA IBU ANDA DICEMARKAN NAMA BAIKNYA...BAGAIMANA PERASAAN ANDA!!!!

Anda JANGAN BERLAGAK SOK JAGOAN!!! ATO PAHLAWAN KESIANGAN!!

MEREKA BERTIGA BERSALAH SECARA HUKUM. JADI HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA HUKUM!!

D12KT said...

Males nanggapin pengecut wanine gur nganggo topeng, kalau mau proses hukum ya proses wae ra sah kokehan komen ning komenmu iki ya bakal diproses hukum uga. Hayo wanikah???