18 January 2010

Jembar Segarane


Saya adalah seorang Jawa yang sangat bangga dengan falsafah Jawa, namun begitu banyaknya falsafah Jawa tersebut, terkadang membuat saya tidak mengerti satu persatu artinya. Adalah seorang guru besar yang juga seorang penulis beliau juga begitu bangga dengan falsafah Jawa. Banyak tulisan Beliau yang senantisa menginpirasi saya untuk terus memahami dan mempelajari arti dari setiap falsafah Jawa, salah satunya adalah “JEMBAR SEGARANE” Jembar Segarane adalah satu falsafah manajemen Jawa , yang sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dan manakala kita memahami, juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari baik dalam lingkungan kerja maupun masyarakat alangkah baik dan indahnya.


Beberapa yang akan saya sampaikan adalah yang pertama : ”Jembar Segarane”.. Itu adalah kalimat dalam bahasa Jawa yang terjemahan langsungnya adalah “luaskan lautanmu” Ini falsafah Jawa untuk menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya adalah seperti sebuah pasir kecil ditengah samudera yang luas. Manusia bukanlah apa-apa bila dibandingkan dengan jagad raya ini. Sangat sombong buat seorang manusia bila dia merasa dirinya besar dan bisa berbuat sekehendak hatinya. Manusia adalah bagian dari alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan, yang apapun gerakannya tak akan lepas dari irama alam, yang dikendalikan oleh Tuhan Sang Pencipta.

Kalau dilihat dari sisi manajemen, ini mengisyaratkan bahwa kita adalah bagian dari suatu sistem manajemen, yang harus kita ikuti iramanya, sesuai dengan pola dan aturan yang telah ditetapkan dalam manajemen itu sendiri. Tidak pada tempatnya bila seseorang merasa bahwa sistem manajemen selalu bisa diatur. “Sistem yang harus mengikuti apa yang saya mau, bukan saya yang harus mengikuti sistem.” Paham yang keliru inilah yang membuat kondisi sosial ekonomi kita porak poranda karena semua sistem yang ada banyak ditinggalkan oleh orang-orang yang sebetulnya harus mentaatinya. Sistem memang ’‘hanya’’ buatan manusia, tetapi begitu ditetapkan, harus kita patuhi bersama.Hal kedua yang berkaitan dengan “Jembar Segarane” adalah kita harus memiliki kesabaran dalam menghadapi masalah. Kesabaran disini bukan berarti bergerak pelan-pelan, tetapi harus memiliki pemahaman yang kritis terhadap masalah yang dihadapi. Segalanya harus ditempatkan sebagaimana mestinya. Termasuk diri kita sendiri. Mengambil keputusan harus berdasarkan data yang akurat, atau setidak-tidaknya adalah alasan yang masuk akal, yang kita yakini kebenarannya.

Aspek ketiga tentang “Jembar Segarane” adalah kita harus memperluas cakrawala, memperluas wawasan kita, dan memperdalam pemahaman kita tentang diri kita maupun orang lain. Kita tidak cukup hanya memahami diri sendiri, walaupun itu juga tugas yang tidak mudah. Memahami diri sendiri berarti kita harus rela menempatkan diri kita sebagai bagian dari proses pembelajaran. Memahami orang lain tidak kalah pentingnya. Dalam dunia bisnis, barang siapa pandai memahami orang lain, merekalah yang akan berhasil menempatkan produknya. Dengan kata lain, mendapatkan pasar. Sangatlah lucu apabila kita menuntut kustomer untuk memahami kita. Kitalah yang harus memahami kustomer!

Selanjutnya, “jembar segarane” berarti kita harus siap menjadi sorang “pemaaf yang baik”. Seorang pemaaf yang baik bukanlah orang yang selalu mentolerir segala bentuk kesalahan, namun seorang yang bijak dalam memahami batas-batas kemampuan manusia. Manusia tidak ada yang lepas dari kesalahan, tetapi bukan berarti kesalahan adalah suatu hal yang selalu harus dimaklumi dan dimaafkan. Kesalahan harus dipandang sebagai pembelajaran, sehingga tidak terulang kembali dimasa datang.

Apa yang kita pelajari diatas, saya yakin banyak orang sudah sangat paham tentang hal-hal seperti itu. Namun apa salahnya kalau saya berbagi, dan saling mengingatkan, untuk suskes kita semua. Yang penting disini adalah mari kita tidak henti-hentinya memahami posisi kita didunia ini, termasuk ditempat kita bekerja. Selanjutnya kita tingkatkan kesabaran kita, dengan tetap teguh menjaga stamina kita untuk mendapatkan yang kita mau. Memahami diri sendiri dan orang lain adalah kunci sukses untuk bisa memenangkan persaingan, dan yang terakhir, kita harus memahami dengan baik bahwa hidup adalah belajar. Maka “sing Jembar Segarane!”

source: http://dinkes.cilacapkab.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=27

No comments: